Ketika sang fajar mulai pergi dari pandanganku, ketika sang langit biru mulai berubah jadi gelap, ketika sekumpulan awan putih mulai menghilang dan disaat itulah hati ini menjadi kelam. Sebuah kesalahan yang takkan terulang dan takkan terjadi kembali, ku hanya bersandar di kursi hingga pikiran ini melayang kembali.
Terpejamkan mata dan mulai menuju dunia mimpi. namun tiba-tiba mata ini terbuka dan melihat sesosok peri kecil yang mengulurkan tangan dan mengajakku pergi ke sebuah tempat. Berlari diriku terus berlari mengejar sang peri hingga akhirnya peri itu berhenti dan berbicara "selamat datang". Tersenyum lebar dan tak menyangka ada tempat seperti ini
Seluruh hewan mulai bernyayi dan menyambutku dengan riang, sebuah cahaya yang banyak mulai mendatangi dan mulai menari. "sekumpulan peri!!!" batinku berteriak!!! wow sungguh pemandangan yang sangat indah. Diriku mulai bersandar pada sebuah pohon dan mulai berfikir "aku sendiri" namun dikala kesedihan itu tiba2 seseorang menghampiri
Aku tak sanggup melihat wajahnya, tak sanggup sekali hingga ketika berbicara diri ini hanya bisa terdiam sambil menunduk dan hanya melihat kakinya yang dibalut sepasang sepatu. Lalu ketika dia ingin berbicara tiba2 mata ini mulai terbuka kembali dan apa yang kulihat tadi hanyalah sebuah mimpi belaka yang diikuti perasaan hati dan harapan yang ku nanti.
Aktivitas yang tiada henti ketika diri ini bangun, terus saja itu yang terjadi dan tak mau berhenti. sudah muak dengan semua yang terjadi dan yang kutahu bahwa aku mulai menemui titik bosan dalam aktivitas ini, tapi selalu saja aktivitas itu menjadi asik tersendiri ketika banyak teman yang berkumpul dan saling berbagi.
Diriku tak henti-henti melakukannya hingga ku melihat seorang wanita nan indah bagaikan seorang peri yang berada di dalam mimpi. Ingin menghampiri tapi tak berani walau itu hanya sekali, lalu mataku terpaku dengan sepasang sepatu, "Itu dia" batinkku teriak. Dialah yang berada di mimpi walau diriku tak sempat melihat wajahnya namun sepasang sepatu itu menjadi titik keyakinanku
Bertanya dengan seorang teman siapa namanya, mulai bertanya apa kesukaannya, dsb. Aktivitas yang seperti biasa ku lakukan kini menjadi semakin riang dan senang. Diriku sempat diledek olehnya karena sebuah baju yang diriku kenakan, bahagia tapi itu hanya sementara
Kini peri itu mulai perlahan terus masuk ke alam mimpi dan selalu berbisik untuk berkenalan dengannya, tapi apalaha daya kaki ini dan batin ini tak mau bersatu. Hingga sekarang diriku hanya bisa melihatnya dari tempat seperti biasa, diriku hanya bisa tersenyum dikala dia meledekku.
bagaikan peri kau menyinari
bagaikan angin kau memenuhi
bagaikan bintang-bintang yang menghiasi
bagaikan matahari dan bulan yang melengkap
suara derasnya air
suara riangnya para binatang
suara alunan musik yang indah
kau ada disetiapnya
Kau adalah lagu klasik
Selalu indah bagi siapa saja yang mendengarnya
Selalu ada disetiap tempatnya
dan Selalu membuat hati ini tenang
Tak mampu berucap
Tak mampu menghampiri
Kau adalah cahaya hati
Selalu berada dikala hati ini kelam
Kau adalah sesosok peri kebahagiaan yang akan selalu ku idamkan walau ku tahu kau selalu ada di depan bagaikan sebuah sinar harapan yang menyinari hari-hariku hingga masa mendatang
Terpejamkan mata dan mulai menuju dunia mimpi. namun tiba-tiba mata ini terbuka dan melihat sesosok peri kecil yang mengulurkan tangan dan mengajakku pergi ke sebuah tempat. Berlari diriku terus berlari mengejar sang peri hingga akhirnya peri itu berhenti dan berbicara "selamat datang". Tersenyum lebar dan tak menyangka ada tempat seperti ini
Seluruh hewan mulai bernyayi dan menyambutku dengan riang, sebuah cahaya yang banyak mulai mendatangi dan mulai menari. "sekumpulan peri!!!" batinku berteriak!!! wow sungguh pemandangan yang sangat indah. Diriku mulai bersandar pada sebuah pohon dan mulai berfikir "aku sendiri" namun dikala kesedihan itu tiba2 seseorang menghampiri
Aku tak sanggup melihat wajahnya, tak sanggup sekali hingga ketika berbicara diri ini hanya bisa terdiam sambil menunduk dan hanya melihat kakinya yang dibalut sepasang sepatu. Lalu ketika dia ingin berbicara tiba2 mata ini mulai terbuka kembali dan apa yang kulihat tadi hanyalah sebuah mimpi belaka yang diikuti perasaan hati dan harapan yang ku nanti.
Aktivitas yang tiada henti ketika diri ini bangun, terus saja itu yang terjadi dan tak mau berhenti. sudah muak dengan semua yang terjadi dan yang kutahu bahwa aku mulai menemui titik bosan dalam aktivitas ini, tapi selalu saja aktivitas itu menjadi asik tersendiri ketika banyak teman yang berkumpul dan saling berbagi.
Diriku tak henti-henti melakukannya hingga ku melihat seorang wanita nan indah bagaikan seorang peri yang berada di dalam mimpi. Ingin menghampiri tapi tak berani walau itu hanya sekali, lalu mataku terpaku dengan sepasang sepatu, "Itu dia" batinkku teriak. Dialah yang berada di mimpi walau diriku tak sempat melihat wajahnya namun sepasang sepatu itu menjadi titik keyakinanku
Bertanya dengan seorang teman siapa namanya, mulai bertanya apa kesukaannya, dsb. Aktivitas yang seperti biasa ku lakukan kini menjadi semakin riang dan senang. Diriku sempat diledek olehnya karena sebuah baju yang diriku kenakan, bahagia tapi itu hanya sementara
Kini peri itu mulai perlahan terus masuk ke alam mimpi dan selalu berbisik untuk berkenalan dengannya, tapi apalaha daya kaki ini dan batin ini tak mau bersatu. Hingga sekarang diriku hanya bisa melihatnya dari tempat seperti biasa, diriku hanya bisa tersenyum dikala dia meledekku.
bagaikan peri kau menyinari
bagaikan angin kau memenuhi
bagaikan bintang-bintang yang menghiasi
bagaikan matahari dan bulan yang melengkap
suara derasnya air
suara riangnya para binatang
suara alunan musik yang indah
kau ada disetiapnya
Kau adalah lagu klasik
Selalu indah bagi siapa saja yang mendengarnya
Selalu ada disetiap tempatnya
dan Selalu membuat hati ini tenang
Tak mampu berucap
Tak mampu menghampiri
Kau adalah cahaya hati
Selalu berada dikala hati ini kelam
Kau adalah sesosok peri kebahagiaan yang akan selalu ku idamkan walau ku tahu kau selalu ada di depan bagaikan sebuah sinar harapan yang menyinari hari-hariku hingga masa mendatang